Emotional Maturity as a Predictor of Marriage Readiness in Early Adult Women from Batak Ethnic Groups

Winchary Grace Meilani Purba, Ratriana Yuliastuti Endang Kusumiati

Abstract


This study explores the relationship between emotional maturity and marriage readiness among early adult women in Batak families. Utilizing a quantitative correlational research design, the study involved 87 participants aged 21-25 years. Emotional maturity and marriage readiness were measured using the Emotional Maturity Scale (EMS) and the Criteria for Marriage Readiness Questionnaire (CMRQ), respectively. Data analysis included descriptive statistics, assumption testing, and Pearson correlation analysis. Results indicated a significant positive correlation (r = 0.193, p = 0.036) between emotional maturity and marriage readiness, suggesting that higher levels of emotional maturity are associated with higher levels of marriage readiness. The findings highlight the importance of emotional stability, progression, social adjustment, personality integration, and independence in preparing individuals for marriage. This research underscores the critical role of fostering emotional maturity to enhance marriage readiness, providing valuable insights for future studies and interventions aimed at supporting early adult women in Batak families. The study concludes that emotional maturity is a significant factor influencing marriage readiness, contributing to the successful transition into married life.

Keywords


emotional maturity, marriage readiness, early adulthood, batak community, correlational study

Full Text:

PDF

References


Al'azm, M. I., & Fitniwilis, F. (2023). Hubungan antara kematangan emosi dengan kesiapan menikah pada dewasa awal. JIIP-Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan, 6(12), 10214-10220. https://doi.org/10.54371/jiip.v6i12.3114

Banjarnahor, M. D., & Widihastuti, S. (2022). Kewajiban dilangsungkannya perkawinan adat bagi perempuan Batak Toba di Naipospos kota Sorong. AGORA, 11(5), 531-543.

Blood, M & Bob (1978). Marriage. 3rd ed. New York: Free Press.

Barus, Z. (2014). Analisis antropologi hukum tentang pengaruh nilai-nilai budaya terhadap budaya hukum masyarakat Batak-Toba terkait dengan batas usia kawin menurut Undang-Undang nomor 1 tahun 1974. Yustisia Jurnal Hukum, 3(2).

Carroll, J. S., Badger, S., Willoughby, B. J., Nelson, L. J., Madsen, S. D., & Barry, C. M. (2009). Ready or not?: Criteria for marriage among emerging adults. Journal of Adolescent Research, 24(349). Doi:110.1177/0743558409334253.

Chaplin, J. P. (2011). Kamus Lengkap Psikologi. Penerjemah: Kartini Kartono. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Dariyo, A. (2006). Psikologi Perkembangan Dewasa Muda. Jakarta: Grasindo.

Davita, R. J. (2021). Hubungan antara kematangan emosi dengan kesiapan menikah pada dewasa awal. Character: Jurnal Penelitian Psikologi, 8(7).

Duvall, E. M., & Miller, B. C. (1985). Marriage and family development (9th ed). New York, US: Harper and Row Publisher.

Firmando, H. B. (2021). Realitas sosial keluarga Batak Toba dan relevansinya terhadap solidaritas sosial di kawasan danau Toba. Jurnal Intervensi Sosial dan Pembangunan (JISP), 2(2), 84-101.

Fitriani, D. A., & Handayani, A. (2021). Hubungan antara kematangan emosi dan religiusitas dengan kesiapan menikah pada mahasiswa fakultas psikologi universitas islam sultan agung semarang. Prosiding Konstelasi Ilmiah Mahasiswa Unissula (KIMU) Klaster Humanoira, 285-294.

Gunarsa, Y.S.D. & Gunarsa. (2004). Psikologi praktis: anak, remaja, keluarga. Jakarta: Gunung Mulia.

Hadi, S. (2000). Analisis, butir, instrumen angket, tes dan skala nilai dengan basic. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Holman, T. B., & Li, B. D. (1997). Premarital factors influencing perceived readiness for marriage. Journal of Family Issues, 18(2), 124–144.

Hurlock, E, B. (2011). Psikologi perkembangan suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan (edisi ke-5). Jakarta: Erlangga.

Karunia, N. E., Salsabilah & Wahyuningsih, S. (2018). Kesiapan menikah perempuan emerging adulthood etnis arab. JPIB: Jurnal Psikologi Islam dan Budaya, 1(2), 75-84.

Larson, H., & Lamont, C. (2005). The relationship of childhood sexual abuse to the marital attitudes and readiness for marriage of single young adult women. Journal of Family Issues, 26, 415-432.

Larson, J. H. (1988). Factors influencing college students perceived readiness for marriage. Family Perspective, 22 (2), 145-157.

Mahfuzhatillah, K. F. (2018). Studi faktor-faktor yang mempengaruhi menunda menikah pada wanita dewasa awal. Ittihad, 2(1), 1-9.

Mappiare, A. (2003). Psikologi Remaja. Surabaya: Usaha Nasional.

Mawaddah, S., Safrina, L., Mawarpuri, M., & Faradina, S. (2019). Perbedaan kesiapan menikah pada dewasa awal ditinjau dari jenis kelamin di Banda Aceh. Jurnal Empati, 8(1), 320-328.

Novelita, R., Luthfie, M., & Fitriah, M. (2019). Komunikasi budaya melalui prosesi perkawinan adat pada suku Batak Toba. Jurnal Komunikatio, 5(2).

Novianti, L. E., Purba, F. D., Noer, A. H., & Kendhawati, L. (2018). Pernikahan dalam perspektif masyarakat Bandung. Jurnal Psikogenesis, 6(1), 79-90.

Nurviana, A., & Hendriani, W. (2021). Makna pernikahan pada generasi milenial yang menunda pernikahan dan memutuskan untuk tidak menikah. Buletin Penelitian Psikologi dan Kesehatan Mental (BRPKM), 1(2), 1037-1045.

Putri, A. F. (2019). Pentingnya orang dewasa awal menyelesaikan tugas perkembangannya. SCHOULID: Indonesian Journal of School Counseling, 3(2), 35-40.

Rosalina, M., & Ekasari, A. (2015). Kematangan emosi dan orientasi berkarir terhadap keputusan menikah pada mahasiswi. SOUL: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Psikologi, 8(1), 17-25.

Salsabila, S. (2019). Hubungan kematangan emosi dengan kesiapan menikah di usia emerging adulthood pada perempuan beretnis arab.. CALYPTRA, 8(1), 1617-1628.

Sari, F., & Sunarti, E. (2013). Kesiapan menikah pada dewasa muda dan pengaruhnya terhadap usia menikah. Jurnal Ilmu Keluarga & Konsumen, 6(3), 143-153.

Simanjuntak, B. A. (Ed.). (2013). Harmonious Family: Upaya Membangun Keluarga Harmonis. Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

Singh, Y., & Bhargava, M. (2005). Manual for emotional maturity score. National Psychological Corporation, India, 1-15.

Siregar, & Sofyan. (2014). Statistik parametrik untuk penelitian kuantitatif : dilengkapi dengan perhitungan manual dan aplikasi SPSS (2nd Ed). Bumi Aksara.

Siswandari, A. E., & Astrella, N. B. (2023). Pengaruh kematangan emosi terhadap kesiapan menikah pada dewasa awal. Afeksi: Jurnal Psikologi, 2(2), 20-30. https://doi.org/10.572349/afeksi.v2i2.961

Suciati. (2016). Perbedaan ekspresi emosi pada orang Batak, Jawa, Melayu dan Minangkabau. Jurnal Psikologi, 12(2), 99-108

Sugiyono. (2017). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta, CV.

Thahura, F. (2020). Emotional maturity of early age marriage's woman. INSPIRA: Indonesian Journal of Psychological Research, 1(1), 19-24.

Tsania, N., Sunarti, E., & Krisnatuti, D. (2015). Karakteristik keluarga, kesiapan menikah istri, dan perkembangan anak usia 3-5 tahun. Jurnal Ilmiah Keluarga dan Konseling, 8(1), 28-37. ISSN: 1907-6037.

Walgito, B. (2010). Bimbingan dan Konseling Perkawinan.Yogyakarta: Andi.

Zuhdi, A., & Yusuf, A. M. (2022). Hubungan kematangan emosi terhadap kepuasan pernikahan pasangan suami istri. Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan, 4(2), 1696-1704. https://doi.org/10.31004/edukatif.v4i2.2268




DOI: http://dx.doi.org/10.30598/jbkt.v8i2.2010

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.

Published by:

Pattimura University
Address: Department of Guidance and Counseling, Faculty of Teacher Training and Education Science (FKIP). 
Jl. dr. Tamaela, Ambon - Mollucas -Indonesia
Ph. +62811-4378-333
Home page: http://ojs.unpatti.ac.id/index.php/bkt/index
e-mail: bkt@fkip.unpatti.ac.id

 

 

Creative Commons License

Jurnal Bimbingan dan Konseling Terapan is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.